top navigation

Pengertian, Ciri, Sifat, Faktor, Jenis, dan Contoh Masyarakat Multikultural

Pendidikan Multikultural untuk Pembumian Pancasila Halaman all ...

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan.Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.


Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Di dalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah mozaik tersebut. Model multikulturalisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi “Kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”.


Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengharagai perbedaan. Sehingga nantinya perbedaan tersebut tidak menjadi sumber konflik dan perpecahan. Sikap saling toleransi inilah yang nantinya akan menjadikan keberagaman yang dinamis, kekayaan budaya yang menjadi jati diri bangsa yang patut untuk dilestarikan.


Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi yang sejajar dan sama, tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain, dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan diantara pihak-pihak yang terlibat, anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang lain  akan melahirkan fasisme, nativisme dan chauvinism, dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan sehingga nantinya terwujud masyarakat yang makmur, adil, sejahtera yang saling menghargai perbedaan.


Pengertian Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan. Dalam suatu  masyarakat pasti akan menemukan banyak kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosial. Masyarakat seperti ini disebut sebagai masyarakat  multikultural.


Masyarakat Multikultural disusun atas tiga kata, yaitu MasyarakatMulti, dan Kultural. “Masyarakat” artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh rasa toleransi bersama, “Multi” berarti banyak atau beranekaragam, dan “Kultural” berarti Budaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.


Multikultural  juga dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.


Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Para Ahli

Nah berikut ini ialah pengertian masyarakat multikultural menurut para ahli yaitu:

  • Menurut J. S. Furnivall
    Masyarakat multikultural ialah masyarakat yang terdiri atas dua elemen atau lebih yang hidup sendiri-sendiri, tanpa melakukan kontak satu sama lain dalam kehidupan politik.
  • Menurut Clifford Geertz
    Masyarakat multikultural ialah masyarakat yang terbagi menjadi beberapa subsistem, dimana masing-masing subsistem tersebut terikat oleh ikatan primordial.
  • Menurut Parekh
    Masyarakat multikultural ialah masyarakat yang memiliki berbagai jenis komunitas budaya dengan segala manfaat dan sedikit perbedaan yang ada, sejarah, adat-istiadat dan kebiasaan yang ada.

Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural

  1. Terjadi segmentasi ke dalam kelompok sub budaya yang saling berbeda (Primordial). Masyarakat multikultural yang tersegmentasi dalam kelompok subbudaya saling berbeda adalah masyarakat yang terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan ras, suku, agama masing-masing dan dalam pergaulan terpisahkan karena individu lebih memilih berinteraksi dengan orang satu suku, ras, atau agamanya saja. Dalam pengertian lain, masyarakat multikultural terlihat hidup bersama meski berbeda ras, agama, dan etnis (tersegmentasi), akan tetapi dalam kesehariannya mereka lebih sering memilih bersahabat atau bergaul dengan orang-orang berasal dari daerah mereka saja karena dianggap lebih mudah berkomunikasi, memiliki ikatan batin yang sama, dan memiliki banyak kesamaan.

  2. Mempunyai struktur yang terbagi ke dalam lembaga non komplementer. Dalam masyarakat multikultural tidak hanya mempunyai lembaga formal yang harus ditaati, tetapi mereka juga mempunyai lembaga informal (nonkomplementer) yang harus ditaati. Dengan kata lain, mereka lebih taat dan hormat pada lembaga nonkomplementer tersebut karena dipimpin oleh tokoh adat yang secara emosional lebih dekat.

  3. Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota terhadap nilai yang bersifat dasar. Masyarakat multikultural dengan berbagairagam ras, etnik, dan agama menyebabkan perbedaan persepsi, pengalaman, kebiasaan, dan pengetahuan akan menyebabkan sulitnya mendapatkan kesepakatan terhadap nilai maupun norma yang menjadi dasar pijakan mereka. Singkatnya, masyarakat ini sulit menyatukan pendapat karena perbedaan-perbedaan yang mereka pegang.

  4. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling tergantung secara ekonomi. Dengan berbagai perbedaan, masyarakat multikultural susah mendapatkan kesepakatan dalam berbagai hal. Dengan itulah, untuk menyatukannya harus ada pemaksaan demi tercapainya integrasi sosial. Selain itu, masyarakat ini saling tergantung secara ekonimi diakibatkan oleh kedekatannya hanya dengan kelompok-kelompok mereka saja.
  5. Adanya dominasi politik suatu kelompok atas kelompok lain Masyarakat multikultural mempunyai kelompok-kelompok berbeda-beda secara ekonomi dan politik. Tak bisa dipungkiri akan terdapat kelompok yang mendominasi politik dan dengan sendirinya kelompok tersebut biasanya memaksakan kebijakan politiknya demi keuntungan kelompoknya sendiri.

Karakteristik Masyarakat Multikultural

  1. Indonesia adalah negara yangmempunyai sumber daya alam yang melimpah terutama dalam hal rempah-rempah. Sehingga banyak negara-negara asing ingin menjajah seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Dengan demikian mereka tinggal dalam jangka waktu yang lama bahkan ada yang menikah dengan bangsa Indonesia. Kondisi inilah yang menambah kekayaan budaya dan ras yang di Indonesia.

  2. Globalisasi adalah suatu proses penting dalam penyebaran budaya dalam masyarakat dunia terutama Indonesia dengan sitem demokrasinya menjadi negara ini merupakan negara yang terbuka. Dengan keterbukaan tersebut, masyarakat mudah menerima budaya yang datang dari luar meski sering terjadi benturan budaya asing dengan budaya lokal. Masuknya budaya asing inilah salah satu faktor memperkaya budaya dan membuat masyarakat menjadi masyarakat multikultural.

  3. Selain itu negara kaya rempah-rempah, Indonesia juga mempunyai letak geografis yang strategis yaitu diantara dua benua dan dua samudra sehingga Indonesia dijadikan sebagai jalur perdagangan internasional. Karena sebagai jalur perdagangan, banyak negara-negara asing datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang seperti Cina, India, Arab, dan negara-negara Eropa. Kondisi inilah memambah budaya yang masuk ke Indonesia dan terciptanya masyarakat multikultural.

  4. Kalau dilihat dari struktur geologi Indonesia terletak diantara tigal lempeng yang berbeda yaitu Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan Indonesia menjadi negara berpulau-pulau dan mempunyai beberapa tipe geologi seperti: tipe Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis. Dengan berpulau-pulau maka kehidupan masyarakat setiap pulau berbeda-beda sesuai dengan kondisi pulauanya. Masyarakat yang berada di pulau kecil akan mengalami kesulitan sumber daya alam, dan pulau besar memiliki sumber daya alam yang banyak. Hal ini lah membuat budaya setiap pulau berbeda pula.

  5. Selain mempunyai berbagai pulau di Indonesia yang mempengaruhi kebudayaan masyarakat, iklim juga sangat mempengaruhi kebudayaan di Indonesia seperti: orang yang berada di daerah pegunungan dengan iklim sejuk membentuk kebudayaan masyarakat yang ramah. Sedangkan orang yang berada di tepi pantai yang mempunyai iklim panas membentuk kontrol emosi seseorang lebih cepat marah.

Sifat Masyarakat Multikultural

Menurut Pierre L. Van den Berghe, masyarakat multikultural memiliki beberapa sifat sebagai berikut:

  • Adanya segmentasi dalam bentuk kelompok sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
  • Mempunyai struktur sosial yang terbagi dalam lembaga yang sifatnya non-komplementer.
  • Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota terhadap nilai yang bersifat dasar.
  • Adanya integrasi sosial yang tumbuh karena adanya paksaan dan adanya saling ketergantungan dalam bidang ekonomi.
  • Adanya dominasi politik yang dilakukan oleh suatu kelompok kepada kelompok lainnya.

Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Masyarakat Multikultural

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya masyarakat multikultural ialah sebagai berikut:

  • Faktor Sejarah

Negara kita memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah. Tak heran bila banyak bangsa asing yang berdatangan karena ingin menguasai sumber daya alam Indonesia, seperti Belanda, Inggris, Portugis dan juga Jepang. Bangsa asing ini menjajah dan menetap di Indonesia dalam kurun waktu yang cukup lama, bahkan tak sedikit yang akhirnya menikah di Indonesia. Kondisi ini menimnbulkan kekayaan budaya dan rasa di Indonesia sehingga terbentuklah masyarakat multikultural.


  • Faktor Pengaruh Kebudayaan Asing

Globalisasi ialah proses penting dalam penyebaran budaya di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Karena keterbukaannya masyarakat Indonesia lebih mudah untuk menerima budaya asing walaupun harus terjadi gesekan atau benturan dengan budaya lokal.


  • Faktor Geografis

Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudra, kondisi geografis ini menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan Internasional. Karena itulah banyak negara asing yang datang ke Indonesia untuk berdagang, seperti Arab, Cina, India dan lain sebagainya. Kondisi ini akan menambah budaya asing yang masuk ke Indonesia sehingga terbentuklah masyarakat multikultural.


  • Faktor Fisik Dan Geologi

Jika dilihat dari struktur geologi, Indonesia terletak di antara tiga lempeng yaitu lempeng Asia, Australia dan Pasifik. Karena itulah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai tiga tipe geologi yakni tipe Asiatis, Australia dan Peralihan. Kehidupan masyarakat yang tinggal disuatu pulau saja berbeda dengan kehidupan masyarakat di pulau lain. Biasanya masyarakat yang tinggal dipulau yang kecil akan sulit untuk memperoleh sumber daya. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pulau besar. Hal ini membuat kebudayaan setiap pulau berbeda-beda.


  • Faktor Agama

Selama ini agama turut membentuk interaksi antara manusia dalam suatu tetanan kehidupan. Agama juga menjadi simbol dan sejarah yang memperkuat manusia dalam aturan sesuai ajaran kitab suci. Indonesia sendiri memiliki masyarakat yang berbeda-beda agama dan kepercayaannya sehingga terbentuklah masyarakat multikultural.

  • Faktor Iklim

Kondisi geografis, iklim ataupun cuaca yang berbeda-beda bisa berpengaruh terhadap pola perilaku masyarakat dalam menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kondisi yang ada.


  • Faktor Keanekaragaman Ras

Ras merupakan sistem klasifikasi untuk mengelompokkan manusia berdasarkan fisik, asal usul geografis dan lain sebagainya. Perbedaan ras juga menjadi salah satu faktor timbulnya masyarakat multikultural.


Jenis-Jenis Masyarakat Multikultural

Berdasarkan kecenderungan perkembangan dan praktik multikulturalisme, masyarakat multikultural dibedakan menjadi beberapa jenis:

  • Multikulturalisme Isolasionis
    Multikulturalisme isolasionis ialah kelompok masyarakat multikultural yang menjalani kehidupan secara otonom dengan interaksi antar kelompok seminimal mungkin.
  • Multikulturalisme Akomodatif
    Multikulturalisme akomodatif merupakan jenis masyarakat yang mempunyai kultur dominan yang membuat penyesuaian tertentu untuk kaum minoritas. Masyarakat ini memberi kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan apa yang menjadi kebudayaan mereka.
  • Multikultural Otonomis
    Multikultural otonomis merupakan masyarakat multikultural yang hidup bersama dan berupaya menciptakan kesetaraan budaya mereka.
  • Multikultural Kritikal Atau Interaktif
    Multikultural kritikal atau interaktif merupakan jenis masyarakat yang tidak fokus terhadap kehidupan kultural otonom, tapi lebih kepada menciptakan kultur bersama yang mencerminkan dan menegaskan perspektif masing-masing kelompok masyarakat.
  • Multikulturalisme Kosmopolitan
    Multikulturalisme kosmopolitan merupakan jenis masyarakat yang berusaha menghilangkan batas kultural dalam kehidupan mereka sehingga terciptalah masyarakat yang tak terikat pada budaya tertentu.

Masalah Timbul Dalam Masyarakat Multikultural

Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa keragaman suku bangsa yang dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu, keadaan ini menjadikan Indonesia memiliki nilai tambah di mata dunia. Namun, di sisi lain realitas keanekaragaman Indonesia berpotensi besar menimbulkan konflik sosial berbau sara (suku, agama, ras, dan adat). Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola keragaman suku bangsa diperlukan guna mencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu kesatuan bangsa. Konflik-konflik yang terjadi di Indonesia umumnya muncul sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti konflik antaretnis yang terjadi di Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan lain-lain.


Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi dan hukum terhadap suku asli Dayak dan suku Madura menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Akhirnya, perasaan ini meledak dalam bentuk konflik horizontal. Masyarakat Dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang diskriminatif. Sementara penegakan hukum terhadap salah satu kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan di Poso, Sulawesi Tengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi pada tanggal 24 Desember 1998 yang dipicu oleh seorang pemuda Kristen yang mabuk melukai seorang pemuda Islam di dalam Masjid Sayo.


Kemudian pada pertengahan April 2000, terjadi lagi konflik yang dipicu oleh perkelahian antara pemuda Kristen yang mabuk dengan pemuda Islam di terminal bus Kota Poso. Perkelahian ini menyebabkanterbakarnya permukiman orang Pamona di Kelurahan Lambogia. Selanjutnya, permukiman Kristen melakukan tindakan balasan.


Dari dua kasus tersebut terlihat betapa perbedaan mampu memicu munculnya konflik sosial. Perbedaan-perbedaan yang disikapi dengan antisipasi justru akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan banyak orang. Oleh karena itu, bagaimana kita bersikap dalam keanekaragaman benar-benar perlu diperhatikan.


Wujud Atau Bentuk Masyarakat Multikultural

Masyarakat multkultural merupakan masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan tanpa membedakan suku, ras, agama, dan sebagainya. Multikulturalisme menjadi sebuah ideologi yang mengakui dan mengangungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan. Masyarakat majemuk (plural society) belum tentu dapat dinyatakan sebagai masyarakat multikultural (multicultural society), karena bisa saja di dalamnya terdapat hubungan antarkekuatan masyarakat varian budaya yang tidak simetris yang selalu hadir dalam bentuk dominasi, hegemoni dan kontestasi.


Dari masyarakat bali ini kita akan mendapatkan cermin dan pembelajaran dari sebuah masyarakat multikultural, dimana masyarakat disana sangat toleran terhadap agama yang lainnya. Bali sangat terkenal sebagai satu-satunya wilayah di Indonesia dengan pemeluk Hindu terbesar. Ini merupakan berkah Tuhan yang memperkaya keragaman di Bumi Nusantara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Promosi Bali sebagai daerah tujuan wisata sering kali membuat kita lupa akan satu hal yang penting, bahwa Pulau Dewata ini sebenarnya juga merupakan cermin bagi toleransi dan kerukunan hidup beragama.


 Toleransi kehidupan beragama di Bali telah berlangsung berabad-abad dan memiliki fondasi kultural yang sangat kuat, sehingga tidak mudah terkoyak. Sejauh ini kita tidak pernah mendengar ada masalah dalam hubungan antaragama di Bali. Umat Hindu dan Islam di Bali hidup berdampingan dengan damai, saling tolong, dan saling menghargai. Mereka berbaur dengan masyarakat dan budaya setempat. Karena itu, lembagalembaga adat yang tumbuh dan hidup di kalangan masyarakat Hindu di Bali juga tumbuh dan hidup di kalangan masyarakat Islam di Bali, semisal tradisi subak atau penggunaan nama-nama sesuai dengan urutan kelahiran seperti Wayan, Made, Ketut, dan seterusnya.


Ujian berat bagi hubungan antaragama di Bali pernah muncul ketika terjadi peledakan bom pada 2002 (dan kemudian ledakan bom pada 2005). Saat itu Bali luluh lantak oleh serangan yang dilakukan orang-orang yang mengklaim sedang berjihad atas nama Islam. Lebih dari satu tahun setelah serangan bom Bali pertama (2002), suasana Bali benar-benar sunyi dan mencekam. Orang bali tentu marah dengan kajadian tersebut. Namun, kemarahan mereka tidak membabi buta. Mereka tahu membedakan antara Islam dan terorisme.


Orang Bali mengerti benar bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan perdamaian. Umat Hindu Bali adalah orang-orang yang terbuka terhadap agama Islam. Meskipun Islam agama minoritas, mereka sangat menghargainya. Orang Hindu Bali sangat concerned dengan posisi, kelas, dan pembagian tugas. Politik dan agama masing-masing ada tempatnya sendiri-sendiri. Politik sejajar dengan pasar, rumah sakit, restoran, bandara, sekolah, gelanggang olahraga; sementara agama mempunyai posisi ”di atas” yang berisi kitab suci, pura, dan para ulama (sulinggih). Penempatan (positioning) inilah yang menjadikan agama begitu terhormat dan tidak mudah diseret-seret ke politik. Sebaliknya, provokasi berbau politik tidak mudah memasuki wilayah agama.


Di tengah-tengah kehidupan masyarakat Hindu, terdapat sebuah desa yang bernama Pegayaman. Penduduk desa ini hampir semuanya muslim. Kehidupan sehari-hari desa ini menunjukkan warna Islam yang kuat. Desa Pegayaman oleh sebagian masyarakat Bali disebut sebagai Nyama Selam yang artinya ‘masyarakat Islam. Di Desa Pegayaman inilah orang-orang Jawa dan Bugis mengem-bangkan ajaran Islam dan berhasil mendirikan Masjid Safinatus Salam yang diprakarsai Kumpi Haji Yahya. Safinatus Salam merupakan masjid tertua dan terbesar di Buleleng, Bali. Masjid Safinatus Salam oleh masyarakat Pegayaman dan sekitarnya dijadikan pusat pengembangan Islam di daerah Bali.


Di desa ini telah dibentuk jamaah-jamaah pengajian yang bersifat rutin. Semua kegiatan, baik itu pengajian maupun hal-hal yang menyangkut ajaran Islam, pelaksanaannya dipusatkan di Masjid Safinatus Salam. Dalam hubungan kemasyarakatan, tidak pernah ada konflik yang disebabkan perbedaan agama. Membangun rumah dan sarana umum, mereka tetap bergotong-royong walaupun berbeda agama. Bahkan, ketika Masjid Safinatus Salam direnovasi pada 11 Maret 1986, tukang atau buruh yang memperbaiki Masjid Safinatus Salam juga banyak dari orang-orang yang beragama Hindu. Selain itu wujud nyata multikulturalisme di Bali juga tercermin dari sikap masyarakat bali yang masyoritas hindu  tetap memperbolehkan warga bali muslim untuk melaksanakan ibadah sholat jum’at di hari raya nyepi.


Sikap toleran masyarakat bali memang dapat kita jadikan sebagai contoh. Jika sebuah kelompok mayoritas dapat menempatkan kelompok minoritas untuk mendapatkan indentitas dan pengakuan maka dengan hal itu akan terbentuk kesederajatan dalam kehidupan yang harmonis. Meskipun masyarakat bali kental dengan tradisi dan kebudayaan nenek moyang mereka,  hal itu tindak menjadikan masyarakat disana menjadi primodial dan apatis terhadap agama maupun budaya yang lainnya. Seiring perkembangan jaman dan meningkatnya pendidikan dibali juga menumbuhkan kesedaran dan semangat persatuan masyarakat untuk saling menghargai dan toleran terhadap kelompok minoritas.


Itulah salah satu wujud masyarakat multikultural di indonesia yaitu masyarakat bali yang sangat menghargai kaum minoritas agama islam disana, mereka tahu benar bagaimana seharusnya mereka bersikap terhadap kelompok minoritas agar selalu terjalin persatuan dan kehidupan yang harmonis.


Manfaat Masyarakat Multikultural

Pengaruh yang paling dominan dalam terbentuknya masyarakat multikultural adalah sikap mental masyarakat itu sendiri. Sikap masyarakat yang cenderung primordial dan tidak adil akan menjadi faktor penghambat terciptanya masyarakat multikultural tersebut. Kondisi itu dapat diminimalisasi atau bahkan dapat dihilangkan apabila manfaat dari terciptanya masyarakat multikultural disadari oleh semua pihak.

Manfaat yang dapat dipetik dari masyarakat multikultural adalah sebagai berikut:


  1. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya yang dimiliki oleh setiap budaya.
  2. Munculnya rasa penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi yang merupakan syarat utama dari masyarakat multikultural.
  1. Merupakan benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya kapital yang cenderung melumpuhkan budaya yang beragam. Paham kapitalisme cenderung diskriminatif dan cenderung mengabaikan eksistensi budaya setempat.

  2. Multikulturalisme merupakan alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera. Dengan multikulturalisme, bangsa-bangsa duduk bersama, saling menghargai, dan saling membantu untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Masalah yang dihadapi oleh suatu masyarakat secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada masyarakat lain pula.
  3. Multikulturalisme mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang atau kelompok saja, tetapi kebenaran itu ada di mana-mana, tergantung dari sudut pandang setiap orang. Masyarakat multikultural mengganggap bahwa dengan saling mengenal dan saling menghargai budaya orang lain, dapat tercipta kehidupan yang penuh toleransi untuk terciptanya masyarakat yang aman dan sejahtera.
Pengertian, Ciri, Sifat, Faktor, Jenis, dan Contoh Masyarakat Multikultural Pengertian, Ciri, Sifat, Faktor, Jenis, dan Contoh Masyarakat Multikultural Reviewed by Muhammad Khairadhi on July 13, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.