Lapisan atmosfer Bumi
1. Troposfer (0-15 km)
Troposfer merupakan lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan bumi, disinilah sumber kehidupan terjadi dengan kandungan berbagai macam gas yang menunjang kehidupan seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida, dan hidrogen. Sekitar 80 % dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini
Troposfer juga berperan dalam pengaturan suhu agar tidak terlalu panas maupun terlalu dingin, lapisan paling rendah merupakan bagian paling hangat dari troposfer karena radiasi panas dari matahari telah diserap oleh permukaan bumi dan disalurkan ke udara.
Sebagai lapisan yang berdekatan langsung dengan bumi, troposfer sangat berpengaruh terhadap kondisi peristiwa alam yang selama ini kita rasakan sehari-hari seperti proses terjadinya hujan, awan, pelangi, angin, perubahan suhu, bahkan semua cuaca terjadi pada lapisan troposfer.
Pada lapisan ini, temperatur suhu akan berubah seiring dengan perubahan ketinggian. Dimana setiap kenaikan ketinggian 100 meter, suhu akan turun sebesar ±0,5° C. Hal ini terjadi karena penyerapan radiasi gelombang pendek dari matahari semakin berkurang.
Pemanasan yang tidak merata pada daerah troposfer oleh Matahari menyebabkan arus konveksi angin. Udara hangat dari permukaan bumi naik dan udara dingin di atasnya mengalir masuk menggantikannya.
Ketika udara hangat mencapai tropopause, ia tidak dapat naik lebih tinggi lagi karena udara di atasnya (di stratosfer) lebih hangat dan lebih ringan. Tropopause bertindak seperti penghalang yang tidak terlihat dan merupakan alasan mengapa sebagian besar awan terbentuk dan fenomena cuaca terjadi di dalam troposfer.
troposfer memiliki 3 sub-lapis terdiri dari:
- Lapisan plananetair. Bagian lapisan troposfer yang paling rendah dengan ketinggian 0-1 km.
- Lapisan konveksi. Bagian lapisan troposfer yang memiliki ketinggian 1- 8 km.
- Lapisan tropopause. Lapisan ini merupakan lapisan tertinggi (8 – 12 km) troposfer yang berbatasan langsung dengan stratosfer, pada bagian ini juga aktivitas udara secara konveksi akan berhenti.
Ciri-ciri troposfer
- Ketinggian troposfer rata-rata 8 – 14,5 km (5-9 mil)
- Lapisan paling dekat dengan bumi.
- Memiliki kandungan oksigen melimpah.
- Ketinggian troposfer berbeda beda tergantung pada tempat. Seperti ketebalan troposfer di daerah kutub lebih tipis dibandingkan pada daerah katulistiwa.
- Suhu akan turun ±0,5° C setiap kenaikan 100 meter.
- Puncak troposfer memiliki temperatur suhu -60°C.
- Tempat terjadinya peristiwa alam, iklim, dan fenomena.
2. Stratosfer (12-50 km)
Lapisan stratosfer dimulai pada ketinggian 11, pada lapisan ini terjadi inversi, yaitu suhu udara akan naik sebanding pertambahan ketinggian dari permukaan Bumi. Namun, suhu di lapisan paling bawah stratosfer cenderung stabil dan sangat dingin sekitar -57°C.
Pada stratosfer antara ketinggian 15 hingga 35 km terdapat lapisan ozon (O3), yaitu hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet. Lapisan ozon pada stratosfer sangat penting untuk menyerap radiasi sinar ultraviolet (UV) dari matahari yang berbahaya sehingga menjadi tingkat yang lebih aman untuk kehidupan.
Pada lapisan stratosfer tidak ada lagi awan, debu atmosfer, ataupun uap air, dan biasanya hanya pesawat khusus yang terbang pada lapisan ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan cuaca. Pada lapisan ini juga hembusan angin sangat kencang dengan pola aliran tertentu.
Lapisan stratosfer juga memiliki 3 sub lapisan yang terdiri dari:
- Lapisan Isothermal. Lapisan ini merupakan lapisan yang memiliki ketinggian 11 – 20 km dengan karakteristik memiliki suhu tetap, yaitu -60°C.
- Lapisan Invensi. Lapisan ini terletak pada ketinggian 20 – 50 km dimana suhu udara akan naik seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Ini terjadi karena lapisan ozon menyerap radiasi sinar UV.
- Stratopause. Lapisan ini merupakan bagian tertinggi dari stratosfer yang berbatasan lansung dengan mesosfer.
Ciri-ciri Stratosfer
- Memiliki ketinggian 12 hingga 50 km.
- Terdapat lapisan ozon yang berfungsi untuk menyerap sinar UV.
- Suhu semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian.
- Tidak ada uap air, debu atmosfer, ataupun awan.
- Awan jenis cirrus kadang muncul pada bagian bawah lapisan.
- Memiliki Stratopause sebagai pembatas dengan mesosfer.
3. Mesosfer (50-85 km)
Mesosfer merupakan lapisan atmosfer bumi ketiga setelah diatas stratosfer. Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu setiap kenaikan tinggi dari permukaan bumi, bahkan pada puncak lapisan temperatur suhunya bisa mencapai -900°C.
Pada lapisan ini semua obyek benda langit yang datang menuju Bumi mengalami pergesekan dengan udara di mesosfer sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi membuat obyek tersebut sedikit demi sedikit akan terkisis dan terbakar sebelum sampai ke Bumi.
Dengan kata lain, pada lapisan mesosfer inilah Bumi terjaga dari ancaman jatuhnya meteor atau benda langit lainnya yang sifatnya merusak. Namun tidak dipungkiri jika ukuran meteor sangat besar, kemungkinan proses pergesekan akan menghasilkan sisa yang akan tetap jatuh ke permukaan bumi.
Proses terbakarnya benda langit pada lapisan mesosfer dapat dilihat dengan jelas pada langit malam karena proses ini akan menghasilkan jejak ekor api yang cukup indah, dikenal sebagai bintang jatuh.
Ciri-ciri mesosfer
- Memiliki ketinggian 50 – 85 km.
- Suhu semakin rendah pada kenaikan ketinggian.
- Memiliki suhu yang dingin mencapai -900°C.
- Pada lapisan ini meteor mengalami pergesekan sehingga terbakar dan akhirnya terkisis.
- Memiliki lapisan mesopause sebagai pembatas antara mesosfer dengan termosfer.
4. Termosfer (81-500 km)
Peralihan termosfer berlangsung pada ketinggian ±81 km. Lapisan ini dinamai termosfer karena terjadi kenaikan suhu yang sangat tinggi, yaitu mencapai 1500°C. Suhu yang tinggi ini terjadi karena penyerapan radiasi sinar ultra violet (UV).
Pada lapisan ini, gas akan terionisasi. Molekul oksigen akan terurai yang sehingga menghasilkan panas. Suhu akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian.
Radiasi sinar ultraviolet pada lapisan termosfer menyebabkan terjadinya reaksi ionisasi kimia yang memicu terbentuknya lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan ionosfer yang mampu memantulkan gelombang radio. Sebelum adanya satelit, pada lapisan ionosfer dimanfaatkan untuk memancarkan gelombang radio.
Walaupun suhu udara pada lapisan ini sangat tinggi, namun massa jenisnya terlalu rendah agar bisa menghantarkan pantas kepada benda di sekitarnya. Pada lapisan ini juga Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melayang mengelilingi bumi.
Termosfer berhubungan dengan heterosfer, suatu zona di mana tidak ada distribusi gas yang seragam. Dengan kata lain, gasnya tidak tercampur dengan baik, gas akan bertingkat membentuk lapisan, sesuai dengan massa molekul mereka. Sebaliknya, gas di homosfer (berada di troposfer, stratosfer, dan mesosfer) terdistribusi secara seragam.
Ciri-ciri Termosfer
- Ketinggian lapisan atmosfer 81 – 500 km.
- Memiliki sebutan lain, yaitu hot layer (lapisan panas)
- Terdapat lapisan ionosfer.
- Suhu udara sangat tinggi.
- Memiliki massa jenis udara rendah.
- Bersifat heterosfer.
- Tempat ISS terbang.
- Dapat memancarkan gelombang radio.
5. Eksosfer (>500 km)
Eksosfer merupakan lapisan terluar dari atmosfer bumi yang terletak pada ketinggian lebih dari 500 km diatas permukaan bumi. Karena jauh dengan gravitasi, molekul pada lapisan ini akan bergerak dengan cepat.
Eksosfer adalah lapisan atmosfer paling panas dengan suhu bisa mencapai 2200°C. Pada lapisan ini juga tidak ada lagi udara kebumian atau bahkan hampa udara karena letaknya sangat jauh dari permukaan Bumi.
Tebal eksosfer sekitar 10.000 kilometer (6200mil). ini hampir seluas Bumi itu sendiri, artinya jika kita pergi keluar angkasa, kamu harus menempuh sangat jauh dari Bumi. Pada lapisan ini juga merupakan batas yang berhubungan langsung dengan luar angkasa.
Ada beberapa ilmuan yang tidak menganggap eksosfer sebagai lapisan atmosfer, mereka mengira jika eksosfer hanyalah ujung dari atmosfer. Karena lapisan eksosfer akan secara bertahap menyatu dengan luar angkasa tanpa batas yang jelas.
Salah satu definisi batas terluar eksosfer menempatkan tepi paling atas atmosfer Bumi sekitar 190.000 km (120.000 mil), sekitar setengah jalan ke Bulan. Pada jarak ini, tekanan radiasi dari sinar matahari memberikan lebih banyak gaya pada atom hidrogen daripada tarikan gravitasi bumi.
Pada lapisan ini cahaya matahari akan di refleksikan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan ini dikenal dengan sebutan zodiakal. Partikel debu atmosfer pada lapisan ini mulai meloloskan diri ke luaar angkasa, hal ini embuat eksosfer disebut juga sebagai disipasister atau ruang antar planet dangeostasioner.
Ciri-ciri Eksosfer
- Memiliki ketinggian 500 – 10.000 km diatas permukaan bumi.
- Lapisan terluar atmosfer bumi.
- Memiliki sebutan lain sebagai disipasister atau ruang antar planet dangeostasioner.
- Pengaruh gravitasi bumi sangat kecil.
- Kandungan gas sangat rendah.
- Tebalnya 10.000km.
- Tidak ada batas yang jelas dengan luar angkasa.
- Berhubungan langsung dengan luar angkasa.
Lapisan atmosfer Bumi lainnya
Selain 5 lapisan atmosfer tadi, ada 2 lapisan yang bukan termasuk atmosfer baru karena berada diantara atmosfer utama. Lapisan ini dipisahkan berdasarkan kandungan zat didalamnya. Kedua lapisan ini juga sering dikategorikan sebagai fungsi atmosfer karena merupakan simbol fungsional atmosfer.
1. Lapisan Ozonosfer (Ozon) 15-35 km
Ozon merupakan senyawa unsur yang terdiri dari 3 unsur Oksigen (O3) yang dihasilkan dari reaksi siar ultraviolet dengan atmosfer bumi. Umumnya ozon sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Lapisan atmosfer Bumi mengandung ozon, namun pada lapisan stratosfer ozon mencapai puncak konsentrasi hingga membentuk sebuah lapisan yang disebut ozonosfer atau lapisan ozon.
Hampir 90% ozon atmosfer berada di Stratosfer, tepatnya berada di ketinggian 15 hingga 35 km. Pada ketinggian ini juga terjadi penguraian ozon dari oksigen diatomik dan moonotomik dengan menyerap radiasi sinar UV.
Lapisan ozon secara efektif akan memblokir hampir semua radiasi sinar matahari (ultraviolet) dengan panjang kurang dari 290 nm, termasuk juga jenis sinar ultraviolet dan bentuk radiasi lain yang berpotensi bahaya terhadap mahluk hidup di bumi.
Proses penyerapan radiasi pada lapisan ozonosfer menyebabkan setiap kenaikan ketinggian pada stratosfer suhu akan naik. Jika sinar ultraviolet sampai pada permukaan bumi, hal buruk akan terjadi pada manusia dan mahluk hidup lainnya, seperti memicu kanker, kulit terbakar, kebutaan, penuaan, dll.
Dengan kata lain, pada lapisan ini kita dapat terlindungi dari bahaya sinar ultraviolet yang dapat merugikan. Namun, isu pemanasan global akibat efek rumah kaca mengancam lapisan ozon untuk menipis, rusaknya lapisan ozon akan memicu sinar ultraviolet masuk ke permukaan bumi.
Ilmuan percaya meningkatnya konsentrasi oksigen atmosfer sekitar dua miliar tahun yang lalu memungkinkan ozon terbentuk di atmosfer Bumi, suatu proses yang secara bertahap mengarah pada pembentukan stratosfer. Pembentukan lapisan ozon menyerap tingkat mematikan radiasi UV sehingga memfasilitasi kemungkinan adanya kehidupan.
Ciri-ciri ozonosfer
- Berada pada ketinggian 15-35 km.
- Mengandung konsentrasi ozon terbesar.
- Memblokir sinar ultraviolet untuk masuk ke Bumi.
- Dipastikan memicu munculnya kehidupan di Bumi.
- Terbentuk 2 milliar tahun yang lalu.
2. Ionosfer (60-600 km)
Ionosfer merupakan bagian dari lapisan atmosfer yang terionisasi oleh radiasi sinar matahari. Letaknya berada pada ketinggian termosfer, beberapa ilmuan percaya jika inonosfer merupakan perpanjangan dari lapisan termosfer.
Oleh karena itu, lapisan ini cenderung memiliki karakteristik yang sama dengan termosfer, yaitu semakin tinggi ketinggian maka suhu yang akan dirasakan semakin panas.
Lapisan ionosfer terbentuk dari reaksi kimia ionisasi, dimana atom akan menambah atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron sehingga berubah menjadi ion yang bermuatan lustrik. Ion inilah yang memicu terbentuknya lapisan bermuatan listrik pada Ionosfer.
Karena memiliki ion yang bermuatan listrik, ionosfer dapat dimanfaatkan sebagai medium pemancar gelombang radio, pemanfaatan ini sebelumnya digunakan sebelum adanya satelit.
Selain itu, pada lapisan ini dapat mencegah meteor masuk ke Bumi akibat tarikan gaya gravitasi, meteor akan terkikis dan terbakar sehingga hanya serpihan atau bahkan tidak tersisa untuk jatuh ke Bumi. Lagi-lagi manusia terselamatkan dari ancaman alam berkat lapisan-lapisan atmosfer.
Salah satu fenomena alam yang terjadi pada lapisan ionosfer adalah Aurora atau dikenal sebagai cahaya kutub. Fenomena ini begitu menajubkan dimana langit seakan menyemburkan pancaran cahaya warna yang menyala-nyala.
Aurora terjadi karena adanya interaksi medan magnet bumi dengan partikel bermuatan yang di pancarkan oleh matahari. Fenomena tidak ditemukan di daerah khatulistiwa karena tidak memiliki medan magnet, namun sering dijumpai di daerah kutub utara maupun selatan.
Diketahui jika lapisan ionosfer memiliki 4 sub lapis, ketiga lapisan ini terdiri dari:
- Lapisan D. Lapisan ini terletak pada ketinggian 60-120 km. Pada lapisan ini gelombang AM akan dipantulkan ke Bumi.
- Lapisan E. Lapisan ini terletak pada ketinggian 120-180 km. Pada bagian ini gelombang AM masih bisa dipantulkan ke Bumi.
- Lapisan F. Lapisan ini terletak pada ketinggian 180-600 km. Sama seperti sebelumnya, pada lapisan ini gelombang pendek dapat dipantulkan ke Bumi.
- Lapisan F1 & F2. Lapisan ini merupakan lapisan terjauh dari ionosfer. Jarak lompatan maksimum untuk wilayah E adalah sekitar 2500 km dan 5000 km untuk wilayah F2.
Ciri-ciri ionosfer
- Terletak di ketinggian 60-600 km.
- Terjadi proses ionisasi atmosfer dari radiasi sinar matahari.
- Mengandung partikel bermuatan listrik.
- Dapat digunakan untuk merefleksikan gelombang radio.
- Berada pada lapisan termosfer.
- Tempat terjadinya fenomena aurora.
- Memiliki 3 sub lapisan.
Komposisi lapisan Atmosfer
Komposisi atmosfer membedakan Bumi dengan planet lainnya. Komposisi ini juga dipercaya memicu adanya kehidupan di planet Bumi. Sekitar 80 km komposisi atmosfer sangat seragam, oleh karena itu atmosfer merupakan dominasi lapisan homosfer. Atmosfer setidaknya memiliki 2 kelompok terbesar, yaitu:
1. Gas dalam jumlah tetap (konstan)
Gas ini memiliki jumlah yang konstan di seluruh homosfer:
- 78% – nitrogen (N2); tidak aktif secara kimia, netral.
- 21% – oksigen (O2); sangat aktif secara kimia, bereaksi dengan zat lain dalam proses oksidasi: lambat (pelapukan batuan) atau cepat (pembakaran bahan bakar).
- 0,93% – argon (Ar); lembam.
- <0,04% – jejak gas: Neon (Ne), Helium (He), Metana (CH4), Krypton (Kr), Hidrogen (H2).
- Ozon (O3) – sangat penting sebagai pelindung seumur hidup – menyerap sinar UV.
2. Gas dalam jumlah variasi
- 0-4% – uap air (rata-rata <1%) – menyerap radiasi gelombang panjang, memancarkan radiasi counter (efek rumah kaca), mentransfer panas melalui transfer panas laten.
- 0,033-0,036% – karbon dioksida (CO2) – bersama dengan uap air bertanggung jawab atas efek rumah kaca
- Partikel air, es dan debu (aerosol). Aerosol paling sering ditemukan di kota, pantai laut atau gunung berapi aktif.
Partikel atmosfer dapat memiliki dampak signifikan pada cuaca dan iklim. Beberapa partikel bersifat higroskopis (menyerap air), sehingga dapat memicu kondensasi air dan pembentukan awan. Beberapa partikel menyerap atau memantulkan radiasi matahari atau mengurangi jumlah energi yang akan mencapai permukaan.
Hal ini sangat baik karena partikel atmosfer memblokir radiasi gelombang pendek (energi tinggi) yang dapat sangat berbahaya bagi kehidupan (sinar-x, sinar gamma, dan radiasi ultraviolet).
Polusi dalam atmosfer
Pencemaran udara atau polusi dapat mempengaruhi lapisan atmosfer Bumi. Misal dengan munculnya banyak gas CFC kemugkinan lapisan ozon akan rusak. Polusi banyak ditemukan di dekat permukaan Bumi dimana banyak aktifitas di Dalamnya.
Polusi di udara sebagian menimbulkan banyak efek buruk, berdampak langsung atau tidak langsung. Lantas apa saja polusi tersebut?.
Sumber alami polusi
- Gunung berapi – partikulat, sulfur oksida.
- Kebakaran hutan – karbon monoksida (CO) dan dioksida (CO2), nitrogen oksida, partikulat.
- Tanaman – serbuk sari, hidrokarbon.
- Pembusukan Tanaman – metana, hidrogen sulfida.
- Debu – tanah, virus.
- Semprotan laut dan zat partikulat.
Polusi yang akibat manusia
Polutan yang disebabkan oleh manusia ditemukan di daerah perkotaan. Sekitar 2% dari semua kematian tahunan (50.000 orang) di Amerika Serikat disebabkan oleh Polusi Udara.
Polusi Asap Photochemical. Dikembangkan dengan munculnya mobil. Ini hasil dari interaksi Sunlight dengan produk pembakaran di knalpot mobil (nitrogen oksida, VOC).
Asap Industri dan Sulfur Oksida. Asap industri dikaitkan dengan industri pembakaran batu bara. Seorang dokter London menciptakan istilah SMOG untuk menggambarkan kombinasi asap dan kabut. Setelah di atmosfer, Sulfur dioksida (SO2) bereaksi dengan oksigen (O) untuk membentuk Sulfur trioksida (SO3) dan di hadapan bentuk air (sulfat aerosol) Asam Sulfat (H2SO4). Air bisa menjadi asam yang mengarah ke ASAM HUJAN.
Faktor alam yang mempengaruhi Polusi Udara
- Angin: memindahkan polutan dari satu tempat ke tempat lain mengurangi konsentrasi di satu titik sambil meningkatkannya di wilayah lain.
- Pegunungan dan Bukit (lanskap lokal) dapat membentuk penghalang untuk pergerakan udara atau mengarahkan polutan dari satu area ke area lain.
- Pembalikan Suhu: Pembalikan suhu mencegah kenaikan udara dingin (karenanya lebih padat) naik ke bawah sehingga menghentikan pencampuran polutan vertikal dan mencegah angin dari bertiup.
Manfaat lapisan atmosfer Bumi
Selama ini kehidupan di bumi aman dari ancaman benda angkasa ternyata tidak lepas dari adanya lapisan atmosfer bumi. Dan berikut ini ada beberapa manfaat adanya atmosfer bumi:
- Melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet. Pada lapisan ozon, hampir semua radiasi sinar UV dari matahari yang mengancam kehidupan di Bumi akan diserap. Hanya sebagian sinar UV saja yang menembus atmosfer pada tingkat yang aman untuk kesehatan.
- Mengandung gas yang memfasilitasi kehidupan. Oksigen yang selama ini digunakan sebagai penunjang kehidupan merupakan bagian dari lapisan atmosfer, yaitu Troposfer. Pada lapisan itu mengandung banyak gas termasuk Oksigen, Nitrogen, serta Karbondioksida yang dimanfaatkan mahluk hidup.
- Mempertahankan keseimbangan energi. Keseimbangan energi yang terdapat di Bumi dipengaruhi oleh ketidaksamaan tekanan di permukaan bumi sehingga memicu siklus konveksi dimana udara tekanan tinggi akan mengisi ke tempat dengan tekanan rendah. Ini juga memicu proses terjadinya hujan di dalam atmosfer.
- Melindungi Bumi dari ancaman meteor. Benda angkasa seperti meteorit selalu mengancam jatuh ke permukaan bumi akibat tarikan gaya gravitasi. Ancaman ini berpotensi akan merusak permukaan bumi. Dengan adanya atmosfer, sebelum meteor sampai ke permukaan bumi akan terkikis dan terbakar karena pergesekan dengan molekul di atmosfer.
- Mengatur kondisi cuaca di Bumi. Atmosfer juga berpengaruh besar dalam bidang pengaturan iklim karena berperan untuk menjaga kondisi di Bumi seperti angin, salju, badai, hujan, awan, dll.
- Berpengaruh dalam rambatan sinyal radio. Pada lapisan ionosfer, rambatan gelombang radio akan di refleksikan sehingga radio mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah.
- Berperan dalam Biogeochemical. Atmosfer mengandung banyak kandungan karbondioksida yang dapat digunakan untuk proses fotosintesis tumbuhan.
Fungsi atmosfer Bumi
1. Fungsi kehidupan
Para ilmuan percaya jika adanya atmosfer merupakan pemicu berkembangnya kehidupan. Hal ini didasari karena atmosfer menyediakan berbagai macam gas yang memfasilitasi mahluk hidup untuk hidup seperti oksigen, karbondioksida, dan nitrogen.
Oksigen merupakan gas yang sangat vital untuk manusia, sebagai bahan respirasi yang tidak dapat tergantikan. lalu karbondioksida merupakan bahan bagi tumbuhan untuk melakukan fotosintesis, sedangkan nitrogen adalah bahan reaksi pembentukan air selain hidrogen.
Ketiga kompoen tersebut merupakan unsur kehidupan yang menunjang berbagai macam mahluk untuk hidup berkelanjutan. Hal ini juga yang membedakan Bumi dengan planet lain, walaupun ada sebagian planet yang memiliki atmosfer, belum tentu tersedia bahan yang sama seperti di Atmosfer Bumi.
2. Fungsi perlindungan
Tidak di dipungkiri selama ini manusia hidup dalam perlindungan lapisan atmosfer. Ada banyak ancaman alam yang berpotensi merugikan manusia, misalnya radiasi sinar UV dan meteor. Namun semua itu dapat terhindarkan karena adanya lapisan atmosfer.
Atmosfer memiliki lapisan ozon, dimana pada lapisan ini hampir seluruh radiasi sinar UV dapat diserap dan selanjutnya meneruskan radiasi UV yang aman bagi mahluk hidup. Jika radiasi UV lolos masuk ke Bumi, beberapa hal merugikan akan menimpa manusia, seperti memicu penyakit kanker kulit, kulit terbakar, iritasi, gangguan mata, dll.
Kemudian, atmosfer memiliki perlindungan dari potensi meteor yang merusak. Meteor akan bergesekan dengan atmosfer sehingga memunculkan reaksi pembakaran sehingga bisa terkikis sebelum sampai ke permukaan Bumi.
3. Fungsi alam
Atmosfer memiliki fungsi terhadap kondisi alam di Bumi, hal ini dapat dimanfaatkan manusia untuk berbagai kebutuhan. Atmosfer berperan penting dalam laju siklus hujan dan angin sehingga kondisi alam dapat berjalan dengan semestinya.
Kemudian, udara yang terkandung dalam atmosfer berperan dalam proses penyebaran spora tumbuhan, atau bahkan dapat dimanfaatkan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA).
Atmosfer memiliki lapisan ionosfer, dimana pada lapisan ini mengandung banyak zat bermuatan listrik yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai medium merambatnya gelombang radio atau AM.
Kita patut bersyukur selama ini manusia hidup dalam perlindungan lapisan atmosfer, sudah saatnya kita sadar tidak selamanya atmosfer dapat melindungi kita jika kita tidak peduli terhadap lingkungan.
No comments: