Anda pasti pernah
melihat penulisan kata yang
berbeda di berbagai tempat, bukan? Bagi Anda yang peduli, pastinya akan
menimbulkan pertanyaan mana yang benar dan mana yang salah. Diperlukan latihan
untuk membiasakan menulis dengan kalimat yang baik dan benar. Menurut Anda apa
sih kata yang baik dan benar itu? Ya, kata yang benar sesuai kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan disebut kata baku.
Mungkin Anda sudah
sering mendengar kata baku, bahkan sejak sekolah dasar. Supaya Anda lebih
memahami apa itu kata baku, mari simak artikel ini dengan saksama!
1. Pengertian Kata
Baku
Kata baku adalah kata
yang penggunaanya sudah sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa Indonesia yang
telah ditentukan.
Pengertian kata baku
juga dapat didefinisikan sebagai kata yang sudah benar dari segi aturan maupun
ejaan kaidah bahasa Indonesia.
Kaidah Bahasa
Indonesia ini dikenal sebagai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau tata bahasa
baku.
Sumber rujukan untuk
bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata kamus merupakan
serapan dari bahasa Arab yaitu qamus. Secara historis, kata kamus
berasal dari bahasa Yunani yakni okeanos yang berarti lautan.
Berdasarkan arti kamus
sendiri dapat disimpulkan bahwa kamus memiliki arti yakni merupakan wadah atau
sekumpulan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan bahasa.
Umumnya, bahasa baku
digunakan pada acara-acara resmi atau ilmiah, baik berupa pengungkapan
kata-kata maupun suatu tulisan.
Supaya Anda memahami
lebih dalam pengertian kata baku, berikut beberapa definisi kata baku menurut
beberapa para ahli.
Menurut Kokasi dan
Hermawan (2012), kata baku merupakan pengucapan atau cara penulisan kata yang
sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Atruran standar itu dapat berupa
EYD, kamus umum, ataupun tata bahasa baku.
Menurut Mulyono
(2011), bahasa baku merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam komunikasi
mengenai ilmu pengetahuan.
Chaer (2011)
mengungkapkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan pada situasi
formal ataupun resmi. Kriteria kata baku dan tidak suatu kata dapat dilihat
dari segi lafal, ejaan, kenasionalan, dan gramatikal.
2. Perbedaan dengan
Kata Tidak Baku
Berbicara tentang kata
baku, dikenal juga kata tidak baku. Kata tidak baku merupakan kata yang
penggunaannya tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa Indonesia yang
telah ditentukan.
Kata tidak baku sering
digunakan dalam bahasa tutur atau dalam percakapan sehari-hari yang cenderung
santai. Kata tidak baku memiliki fungsi keakraban yang dapat mendekatkan satu
sama lain.
Beberapa orang tidak
dapat membedakan yang mana kata baku atau tidak. Bahkan, beberapa orang keliru
menganggap kata yang sering dipakai olehnya merupakan kata baku yang sesuai
kaidah bahasa Indonesia. Adapun beberapa penyebab munculnya kata baku dalam
sebuah tulisan antara lain:
- Ketidaktahuan bentuk penulisan dari kata
yang dimaksud
- Tidak memperbaiki kesalahan dari
penggunaan kata
- Terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa
menggunakan kata tidak baku
- Sudah terbiasa menggunakan kata tidak baku
3. Ciri-ciri Kata Baku
Agar penggunaan kata
yang digunakan benar dalam tulisan maupun ucapan, perlu diketahuinya ciri-ciri
terkait kata baku agar dapat lebih memahaminya. Secara umum, ciri-ciri kata
baku adalah sebagai berikut:
- Kata baku tidak dipengaruhi bahasa asingContohnya: Ekspor (baku) – eksport (tidak baku)
- Kata baku tidak dipengaruhi bahasa daerahContohnya: Saya (baku) – Gue (tidak baku)
- Bentuknya tetap dan tidak mudah berubah
- Memiliki arti yang pasti, tidak berlebihan, dan tidak rancuContohnya: mengesampingkan (baku) – mengenyampingkan (tidak baku), berkali-kali (baku) – berulangkali (tidak baku)
- Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (pemakaian kata yang lebih dari apa yang diperlukan)Contohnya: para dosen (baku) – banyak para dosen (tidak baku), sekali saja (baku) – hanya sekali saja (tidak baku)
- Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks
kalimat
- Tidak mengandung hiperkorekContohnya: diagnosis (baku) – diagnosa (tidak baku), apotek (baku) – apotik (tidak baku)
- Bukan merupakan bahasa percakapan sehari-hariContohnya: tidak (baku) – enggak (tidak baku)
Berlawanan dengan kata
baku, kata tidak baku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Terpengaruh oleh bahasa asing ataupun bahasa daerah
- Penggunaannya dipengaruhi oleh perkembangan zaman
- Digunakan dalam percakapan sehari-hari yang cenderung santai
- Dapat dibuat siapa saja sesuai keinginan
4. Fungsi Kata Baku
Terdapat beberapa
fungsi dari kata baku. Secara umum, terdapat empat fungsi kata baku yaitu kata
baku yang berfungsi sebagai pemersatu, pemberi kekhasan, pembawa kewibawan, dan
kerangka acuan.
4.1 Pemersatu
Anda pasti kenal betul
bahwa Indonesia merupakan Negara yang heterogen dimana terdiri dari berbagai
macam suku dan etnis.
Keragaman tersebut
menyebabkan bahasa daerah di Indonesia berbeda-berbeda sehingga diperlukan
sebuah formulasi bahasa untuk mempersatukannya.
Hadirnya kata baku berfungsi
sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
4.2 Pemberi Kekhasan
Kata baku juga dapat
berfungsi sebagai pemberi kekhasan bagi bangsa Indonesia. Hal ini dapat menjadi
pembeda antara bahasa bangsa Indonesia dengan bahasa-bangsa lainnya.
Bisa dikatakan bahwa
bahasa baku merupakan identitas Indonesia atau jadi diri bangsa Indonesia yang
tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Penerapan kata baku
yang baik dan benar dapat meningkatkan dan memperkuat rasa nasionalisme bangsa
Indonesia.
4.3 Pemberi Kewibawaan
Penggunaan bahasa
baku, baik dalam sebuah tulisan maupun lisan dapat memberikan kewibaan bagi
penggunanya.
Di mata orang lain,
setiap orang yang bertutur kata dengan baik dapat memperoleh kehormatan dan
kewibaan. Jadi, bagi Anda yang ingin meningkatkan kewibawan pastikan Anda sudah
menggunakan bahasa baku yang baik dan benar.
4.4 Kerangka Acuan
Penerapan bahasa baku
yang sesuai kaidah bahasa merupakan sebuah tolak ukur ketepatan pemakaian
bahasa bagi seseorang.
5. Beberapa Kondisi
yang Mengharuskan Menggunakan Kata Baku
Penerapan kata tidak
baku sangat perlu dihindari dalam beberapa kondisi. Penggunaan bahasa santai
memiliki tempat dan waktunya masing-masing. Kata tidak baku tidak dianjurkan
jika digunakan dalam komunikasi resmi, berbicara di di depan umum, berbicara
kepada orang yang dihormati, dan wacana teknis.
5.1 Komunikasi Resmi
Anda tidak dianjurkan
menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari dalam sebuah komunikasi resmi. Bukan
hanya untuk meningkatkan kewibawaan, melainkan agar tujuan suatu pesan yang
disampaikan tersampaikan dengan baik kepada semua orang.
Hal tersebut dapat
mengurangi kesalahpahaman pendengar atau pembaca dalam mengartikan sebuah
maksud.
Oleh karena itu, dalam
sebuah komunikasi resmi seperti rapat dan pertemuan formal lainnya sangat
dianjurkan menggunakan bahasa baku.
Contoh dari komunikasi
resmi adalah perundang-undangan, surat menyurat antar lembaga (surat niaga
ataupun surat dinas), pengumuman resmi suatu instansi, penamaan resmi dan
peristilahan, dan lainnya.
5.2 Berbicara di Depan Umum
Pernahkah Anda melihat
seseorang sedang berpidato? Pidato merupakan salah satu contoh berbicara pada
khalayak umum. Ketika Anda akan melakukan pidato dalam sebuah kegiatan sangat
dianjurkan menggunakan bahasa baku agar kewibawaan Anda di depan orang
meningkatnya.
Meningkatnya
kewibawaan di hadapan orang akan mengoptimalkan pesan tersampaikan dengan baik
dan benar.
Sudah sepantasnya Anda
menggunakan bahasa baku dalam komunikasi bersifat resmi.
Contoh lain, berbicara
di depan umum selain pidato ialah kuliah, presentasi, pembawa acara formal,
diskusi ilmiah, seminar, karya ilmiah, dan lain-lain.
5.3 Berbicara Kepada Orang yang Dihormati
Berbicara dengan orang
yang dihormati seperti orang tua, guru, pejabat negara ataupun dosen Anda harus
menggunakan bahasa baku yang baik dan benar.
Hal ini merupakan
upaya menunjukkan rasa hormat Anda terhadap posisi yang dimilikinya.
Penggunaan bahasa
tidak baku kepada orang yang sepatutnya dihormati merupakan sebuah tindakan
tidak sopan dalam berbicara. Oleh karena itu, kata baku sangat penting
digunakan untuk menjaga etika dalam berbicara.
5.4 Wacana Teknis
Sama halnya seperti
forum resmi, dalam wacana teknis Anda sangat perlu menggunakan bahasa baku. Hal
ini agar pesan yang disampaikan tidak menyebabkan kesalahpahaman bagi pendengar
ataupun pembaca. Penggunaan bahasa tidak baku memperbesar kemungkinan
terjadinya gagal teknis.
6. Sumber Serapan Kata Baku
Kata-kata dalam bahasa baku banyak menyerap dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa asing maupun bahasa daerah. Beberapa bahasa yang umum dijadikan sebagai serapan yaitu bahasa Melayu, asing dan beberapa daerah di Indonesia.
6.1 Bahasa Melayu
Jika memenuhi
persyaratan ini, kosakata dalam bahasa Melayu dapat dijadikan sumber serapan
dari bahasa baku:
- Kata yang paling tepat dan tidak menyimpang dari maknanya jika ada
dua kata atau lebih yang memiliki makna yang hampir sama.
- Kata yang penulisannya paling singkat, jika ada dua kata atau
lebih yang memiliki makna dan tujuan yang sama.
- Kata yang bernilai, yaitu kata yang baik dan enak didengar.
- Kata umum yang diberi makna baru atau makna khusus guna
menyempitkan atau meluaskan makna asalnya.
6.2 Bahasa Daerah
Bahasa Indonesia memiliki
kedudukan sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia. Terlepas dari itu, hal
tersebut tidak membuat bahasa Indonesia tidak terpengaruh oleh unsur-unsur
bahasa daerah.
Kontribusi kosakata
bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia cukup besar, baik yang sudah diterima
menjadi bagian bahasa Indonesia maupun yang belum diketahui penyempurnaannya.
Contohnya: Coba
berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu cuba, durhaka berasal dari
bahasa Jawa Kuno yaitu duraka, garam berasal dari Jawa Kuno
yaitu garem, dan lain sebagainya.
6.3 Bahasa Asing
Sumber bahasa asing
diserap atau digunakan sebagai serapan pembentukan istilah yang tidak ditemukan
dalam bahasa Indonesia. Beberapa bahasa asing yang sering diserap oleh bahasa
Indonesia adalah bahasa Arab, Belanda, Inggris, Portugis, dan China.
Terdapat dua dasar
yang harus diperhatikan dalam proses penyerapan bahasa asing menjadi bahasa
Indonesia yaitu:
- Jika diperlukan penyerapan istilah dari bahasa asing, maka sumber
bahasa utama yang dipakai adalah bahasa inggris. Hal ini diambil atas
dasar pertimbangan bahwa bahasa inggris adalah bahasa yang diakui dan
dipakai Internasional.
- Jika istilah asing yang diperlukan itu tidak memiliki atau tidak
dapat diganti dengan kata-kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia maupun
bahasa daerah, maka istilah asing tersebut dapat Anda ambil dengan
memperhatikan bentuk visual atau tulisannya bukan pengucapannya.
Contohnya:
- Edisi berasal dari bahasa Inggris yaitu edition
- Butik berasal dari bahasaa Belanda yaitu boetiek
- Bangku berasal dari bahasa Portugis yaitu banco
- Kabar berasal dari bahasa Arab yaitu kahabar
- Bakiak berasal dari bahasa China yaitu bakiak
7. Kata Baku dalam
Berbagai Segi
7.1. Baku Dari Segi Lafal
Berbagai daerah di
Indonesia memiliki dialeknya masing-masing sehingga bahasa Indonesia perlu
dibakukan dari segi lafal. Baku dari segi lafal merupakan lafal yang sudah
tidak menampakan lagi ciri-ciri dari bahasa serapan, baik bahasa asing maupun
daerah.
Ketika bahasa tidak
baku dari segi lafal dalam bahasa lisan, cepat atau lambat akan muncul dalam
berupa tulisan bagi yang sudah terbiasa dan terpengaruh.
Contohnya: gubug
(gubuk), dudu’ (duduk), bawak (bawa), enem (enam), dan lain sebagainya.
7.2. Baku Dari Segi Ejaan
Sejak tahun 1972,
ejaan bahasa Indonesia telah dibakukan sesuai dengan kaidah bahasa yang telah
ditentukan yang disebut dengan nama Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Oleh karena
itu, semua kata yang tidak sesuai dengan EYD merupakan kata tidak baku.
Contohnya: atlit
(atlet), praktek (praktik), aktip (aktif), apotik (apotek), dan lain-lain.
7.3. Baku Dari Segi Gramatikal
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), gramatikal diartikan sebagai sesuai dengan tata bahasa
atau menurut tata bahasa. Oleh karena itu, bahasa baku harus sesuai dengan
kaidah-kaidah gramtikal yang telah ditentukan.
Contohnya: ngontrak
(mengontrak), ngikut (mengikuti), dan lain-lain.
7.4. Baku Dari Bahasa Nasional
Dalam forum atau
penulisan bersifat resmi, sebaiknya kosakata yang bersifat kedaerahan
dihindari. Namun, jika bahasa daerah tersebut sudah digunakan secara nasional
dan telah disempurnakan boleh saja untuk digunakan.
Contohnya: semrawut
(kacau), banget (sekali), ngomong (bicara), dan lain sebagainya.
7.5. Baku Dari Bahasa Asing
Terdapat beberapa kata
serapan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing yang telah
disempurnakan. Hal tersebut dilakukan karena kosakata tersebut tidak ditemukan
dalam bahasa Indonesia terdahulu.
Contohnya: standard
(standar), certifikat (sertifikat), analisa (analisis), aktip (aktif), dan
lain-lain.
8. Tips Menguasai Kata
Baku
Ada berbagai tips yang
dapat diterapkan ketika Anda ingin menguasai bahasa baku. Berikut diuraikan
beberapa tips yang dapat Anda terapkan:
- Menghafal kata sesuai kaidah bahasa Indonesia yang telah
ditentukan atau sesuai dengan EYD. Hal ini penting dilakukan, mengingat
terdapat banyak kata tidak baku yang dianggap baku. Agar hal tersebut
terhindarkan, menghafal kata baku merupakan salah satu cara megurangi
kesalahan dalam pengucapan maupun tulisan.
- Membiasakan menggunakan kata baku. Ketika Anda sering menggunakan
kata baku baik dalam tulisan maupun lisan, otak Anda akan mengingatnya
dalam jangka panjang. Intensitas Anda menggunakan bahasa baku sangat
efektif dalam hal ini.
- Jika terdapat keraguan menentukan bahasa baku, Anda tidak perlu
khawatir. Anda juga tidak perlu menyimpulkan sendiri kata yang menurut
Anda sudah baku. Anda hanya perlu membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dan mengeceknya, apakah kata tersebut tercantum dalam kamus. Jika
tidak, berarti kata tersebut tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah
ditentukan. KBBI sendiri sekarang sudah mudah diakses di internet ataupun
aplikasi di gawai-gawai kesayangan Anda.
No comments: