Kesenian Tradisional Kalimantan Selatan
Nah, buat kamu yang masih belum tahu, apa saja sih, kesenian tradisional Kalimantan Selatan, yuk simak rangkumannya berikut ini.
1. Tarian
Tarian kesenian tradisional Kalimantan Selatan, tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Hal tersebut tercipta dari latar belakang budaya yang berbeda, yang mewarnai kesejarahan masyarakatnya.
Sehingga, daerah ini tentunya punya keunikan yang tidak dimiliki daerah lain. Untuk kesenian di Kalimantan Selatan ini, didominasi oleh Suku Banjar dan Suku Dayak Meratus.
Dari dua suku tersebut, setidaknya kami akan rangkum menjadi delapan tarian tradisional Kalimantan Selatan. Meski tidak mencakup semuanya, namun beberapa tarian tradisional Kalimantan Selatan, yang dilansir dari berbagai sumber ini, semoga bisa membuka mata bahwa kesenian tradisional tak kalah bagus dan indah.
Tari Gandut (Bagandut)
Tarian tradisional Kalimantan Selatan yang pertama adalah Tari Gandut atau Bagandut. Tari ini juga disebut hampir mirip dengan Tari Ronggeng dari Sumatera dan Tari Tayub dari Jawa.
Tarian khas Kalimantan Selatan ini, awalnya populer hanya di lingkungan istana. Namun, akhirnya tarian ini pun juga mulai populer di kalangan masyarakat biasa, sekitar 1860-an.
Uniknya, para penari yang cantik dan pandai menari ini juga harus menguasai bela diri dan mantra-mantra tertentu. Bukan tanpa tujuan, hal ini dilakukan untuk melindungi diri dari tangan-tangan jahil penonton.
Para penonton jahil tersebut, biasanya menggunakan ilmu hitam untuk mencoba memikat para penari. Namun, tarian ini tetap lestari, khususnya di Kabupaten Tapin.
Tari Babangsai
Tarian selanjutnya adalah Tari Babangsai, yang merupakan tarian dari Suku Dayak Meratus. Tarian ini juga biasa disajikan dalam upacara Aruh Ganal.
Tidak hanya itu, Tarian Babangsai juga sering disajikan untuk acara kenduri besar atau panen raya. Adapun tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur, atas rasa gembira dari berhasilnya panen padi.
Untuk Aruh Ganal sendiri adalah acara tahunan bagi masyarakat adat Lokasado Hulu Sungai di Kalimantan Selatan. Selain tujuan di atas, tarian ini tentunya bisa disajikan sebagai hiburan untuk masyarakat.
Tari Radap Rahayu
Dikenal sebagai tarian tolak bala, Tarian Radap Rahayu zaman dulu merupakan tarian klasik yang bersifat sakral. Tarian ini memiliki penari berjumlah ganjil, dan tidak hanya tarian, tapi juga diselingi dengan syair, yang isinya bisa mengundang makhluk halus.
Pernah hampir punah, namun pada 1928, tarian ini hidup kembali oleh tokoh masyarakat Banjar, yaitu Kiai Amir Hasan Bondan. Tari Radap Rahayu juga sering dijadikan tari penyambutan, semenjak punah dan mengalami banyak perubahan.
Tari Tirik Lalan
Kesenian tradisional Kalimantan Selatan berupa Tarian Tirik Lalan, ini merupakan perkembangan dari tari Gandut di Kabupaten Tapin.
Ada cerita yang ada di dalam tarian tersebut. Intinya tarian ini menggambarkan bujuk rayu seorang laki-laki, terhadap wanita yang dicintainya, agar diizinkan pergi untuk suatu urusan.
Tari Kanjar
Selanjutnya ada Tari Kanjar atau biasa disebut Kakanjaran. Tarian khas Kalimantan Selatan ini, berasal dari Suku Dayak Meratus, dan dikembangkan di Kecamatan Lokasado.
Disajikan sebagai hiburan, tarian ini juga biasa digelar para aruh (kenduri), khususnya yang berkaitan dengan padi, seperti sukses panen.
Tari Baksa Kembang
Tarian yang tumbuh dan berkembang di Kerajaan Banjar, selain Tari Radap Rahayu adalah Tari Baksa Kembang. tarian ini bisa disajikan secara tunggal maupun kelompok, dan biasanya berjumlah ganjil.
Mengapa namanya Baksa Kembang? Hal itu dikarenakan, tarian ini menggambarkan kebiasaan gadis remaja dalam merangkai bunga di halaman istana Banjar.
Tarian ini juga sering disajikan untuk menyambut tamu-tamu agung, dan dilakukan oleh putri-putri keraton.
Tari Tantayungan
Berbeda dari tari-tarian sebelumnya, karena Tari Tantayungan ini menggunakan properti topeng. Tarian adat kesenian tradisional Kalimantan Selatan ini, merupakan tarian khas masyarakat Barikin di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Namun, saat ini Tari Tantayungan sudah jarang dimainkan, karena dalam tarian ini, salah satu penarinya harus berasal dari garis keturunan leluhur di sana.
Pasalnya, tarian ini sangat sakral, karena penarinya seringkali kerasukan roh-roh leluhur, yang dulunya juga seorang penari Tari Tantayungan.
Tari Tandik Balian
Tarian yang terakhir adalah Tari Tandik Balian, yang dikenal sebagai tarian upacara pengobatan pada suku Dayak, Bawo, Dayak Dusun, Dayak Maanyan, Dayak lawangan, Dayak Benuaq, dan Dayak Bukit.
Selain pengobatan, tarian tentunya juga disajikan untuk dinikmati sebagai atraksi seni yang menarik.
2. Alat Musik
Selain tarian, kesenian tradisional Kalimantan Selatan juga punya alat musik tradisional, yang tak kalah eksotis. Nah, berikut akan dirangkum setidak 12 alat musik tradisional Kalimantan Selatan, yang tak boleh kamu lewatkan.
Gamelan Banjar
Alat musik tradisional khas Kalimantan Selatan yang pertama adalah Gamelan Banjar. Ada dua jenis gamelan yang ada di dalam masyarakat Suku Banjar, yakni versi keraton dan versi kerakyatan.
Gamelan Banjar sendiri sudah ada sejak abad ke-14. Adapun kesenian ini pertama kali diperkenalkan oleh Pangeran Suryanata ke Kalimantan Selatan.
Alat Musik Bumbung
Terbuat dari bambu, alat musik Bumbung ini merupakan hasil modifikasi dari Bumbung Lamang (beras ketan yang dibakar dalam bambu). Selain itu, alat musik ini juga memiliki tujuh nada dasar.
Alat Musik Kalampat
Alat musik kesenian tradisional Kalimantan Selatan yang berikutnya ini adalah Kalampat. Alat musik pukul berupa gendang ini, terbuat dari batang batung atau bambu tebak, dengan ukuran diameter yang besar.
Untuk cara memainkannya, bisa dengan cara dipukul, menggunakan pemukul dari rotan.
- Alat Musik Kintung
Mirip alat musik Angklung, Kintung juga terbuat dari bambu, dan memiliki tujuh ruas bambu, yang masing-masing berukuran berbeda-beda.
Setiap ukuran Kintung, ternyata juga memiliki nama yang berbeda, yakni hintalu randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorak, pindua randah, pindua tinggi, dan gorak tuha.
Untuk, cara memainkannya, yakni dengan dipukul menggunakan sepasang tongkat pemukul.
Alat Musik Panting
Terlihat seperti alat musik gambus, alat musik Panting ini memiliki ukuran yang lebih kecil. Panting sendiri diambil dari kata memanting, yang dalam bahasa Banjar berarti memetik.
Panting biasa dimainkan secara solo, namun semakin ke sini, panting lebih menarik jika dimainkan bersamaan dengan alat musik lainnya.
Alat Musik Kalang Kupak
Terbuat dari bambu yang tipi, alat musik Kalang Kupak terdiri dari delapan ruas bambu, yang masing-masing dipotong menjadi setengah, dan meruncing di bagian ujung.
Ruas-ruas bambu tersebut lalu disatukan dengan serat rotan, hingga membentuk alat musik calung dari Jawa Barat.
Sarunai Banjar
Untuk alat musik tradisional berikut ini adalah Sarunai Banjar. Alat musik ini adalah alat musik tiup khas Suku Banjar, yang memiliki bentuk seperti terompet.
Alat musik ini, terbuat dari daun kelapa kering, yang berfungsi sebagai tempat tiup. Serunai biasa dimainkan bersama dengan gendang dan gong.
Alat Musik Terbang Lamut
Seperti namanya, alat musik Terbang Lamut ini merupakan alat musik yang digunakan sebagai pendukung kesenian Lamut (Balamut), yakni sebuah seni sastra tutur sebagai hiburan masyarakat Banjar.
Alat Musik Kurung-Kurung
Jika bicara alat musik tradisional yang unik, jawabannya adalah Kurung-kurung. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu panjang, yang dipadu dengan bambu dibagian bawahnya.
Cara memainkannya, cukup diletakan ke tanah, maka Kurung-kurung akan menghasilkan suara dengan nada yang berbeda. Alat musik ini biasa dimainkan berkelompok dan beberapa kurung-kurung.
Alat Musik Kuriding
Nah, kalau alat musik Kuriding ini merupakan alat musik khas Kalimantan Selatan, yang dibuat oleh nenek moyang Suku Banjar. Mengapa namanya Kuriding? Hal itu dikarenakan bunyi yang dihasilkan terasa nyaring, dan merdu.
Kuriding terbuat dari pelepah pohon enau, bambu, atau kayu, yang dibentuk menyerupai persegi panjang, dan ujungnya dibuat bulat.
Alat Musik Sampek
Kesenian tradisional Kalimantan Selatan berupa alat musik yang terakhir adalah Sampek. Alat musik tradisional Suku Dayak ini, telah tersebar di Pulau kalimantan, termasuk Kalimantan Selatan.
Sampek sendiri terbuat dari berbagai jenis kayu, tapi seringnya menggunakan kayu arrow, kayu kapur, dan kayu ulin. Senarnya berjumlah 3,4, atau 6, bahkan untuk ukuran Sampek sendiri bisa disesuaikan dengan keinginan pembuatnya.
(Baca Juga: 18 Kesenian Tradisional Khas Jawa Tengah)
Terbang Mahidin
Terlihat seperti gendang, Terbang Mahidin merupakan alat musik tradisional khas Banjar. Alat musik ini terbuat dari kayu pohon nangka, dengan bagian atas yang ditutup membran berupa kulit kambing, yang sudah kering.
Nah, itu dia beberapa informasi terkait kesenian tradisional Kalimantan Selatan, baik tarian maupun alat musik. Dengan mengetahui kesenian yang sudah hampir punah ini, seharusnya kita merasa bangga, karena Indonesia memiliki banyak budaya yang wajib untuk dilestarikan.
Yuk, ikut lestarikan kesenian tradisional Kalimantan Selatan, dengan cara cintai budaya sendiri, agar tidak membuatnya punah. Nah, buat kamu yang merupakan masyarakat luar Kalimantan, dan ingin mempelajari budaya Kalimantan Selatan, yuk buat perencanaan perjalanan sekaligus liburan.
No comments: